Selasa, 31 Juli 2012
ANAK TUKANG BECAK TEMBUS UI

SUARA PASURUAN - Kemiskinan bukan menjadi halangan untuk meraih impian.
Sekalipun anak seorang tukang becak, Mukhammad Sokhi, 18 tahun, warga RT 03/RW 06, Dusun Babatan, Desa Bakalan, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan tak lantas putus harapan, untuk dapat malanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia, perguruan tinggi yang sangat diidamkannya.
Putra ketiga dari pasangan Markasan, 55 tahun dan Kasiati, 50 tahun itu diterima di Fakultas Hukum UI, melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur Undangan, program Bidik Misi tahun 2012.
Remaja kelahiran Pasuruan, 17 April 1994 tersebut berhasil masuk, bersama dengan 500 calon mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.
Saat ditemui di rumahnya pagi tadi (Rabu, 25 Juli 2012), Sokhi tengah bergegas untuk segera bertolak ke jakarta. Berbagai keperluan selama menempuh pendidikan di universitas nomor wahid di Indonesia itu, sudah dipersiapkan sehari sebelumnya.
Bahkan, saat Radio Suara Pasuruan bertandang ke rumahnya, mantan alumnus SMAN 10 Malang itu langsung mempersilahkan masuk di ruang tamunya.
"Monggo, silahkan masuk mas, beginilah rumah saya," ucap Sokhi sembari mempersilahkan kedua orang tuanya untuk duduk bersamanya.
Dengan diapit bapak ibunya, Sokhi pun langsung menceritakan secara runtut, perjalanan dirinya sejak SD hingga berhasil menjadi mahasiswa di Universitas Indonesia.
Selama bersekolah di SDN Bakalan, dirinya sudah menunjukkan prestasi, dengan menjuarai berbagai lomba, mulai tingkat kecamatan , sampai tingkat kota pasuruan.
"Waktu SD, saya pernah menjadi juara I Lomba Pidato se-Kota Pasuruan, di situlah saya mulai percaya kalau suatu saat nanti, saya bisa terus bersekolah setinggi mungkin," ujar Sokhi yang sangat ingat dengan kenangan duduk di bangku sekolah dasar.
Setelah lulus SD, Sokhi pun melanjutkan sekolahnya di SMPN 8, yang notabene bukanlah sekolah unggulan di kota pasuruan.
Sekalipun bersekolah di sana, akan tetapi sama sekali tak menyurutkan semangatnya, untuk menambah pundi-pundi piala, di lemarinya.
"Dari kecil saya suka sekali ngomong, dalam arti suka berbicara di depan umum. Alhamdulillah, beberapa kali saya menjadi pemenang lomba pidato, karena saya tahu kalau saya mampu di bidang itu," tuturnya sembari merangkul kedua orang tuanya.
Kesempatan untuk meraih impian di UI semakin terbuka lebar, saat dirinya mendapat Schoolarship Certificate ( sertifikat beasiswa) dari Sampoerna Foundation, dan belajar di SMAN 10 Malang, sekolah unggulan di Kota Malang.
Di sana, remaja yang bercita-cita menjadi seorang enterpreneur alias pengusaha itu semakin tekun untuk menunjukkan bakat dan kepintarannya menjadi seorang publisher.
Dia pun bukan hanya menjadi bintang kelas, melainkan menyumbangkan segudang prestasi untuk sekolahnya, di antaranya juara I Lomba Pidato UUD 1945 dan Tap MPR se-Kota Malang, juara I lomba karya tulis se-Jatim, juara III lomba pidato koperasi se-Jatim, Juara II Fun Video Challenge via youtube, serta juara I Lomba pidato koperasi tingkat nasional, yang baru diraihnya setahun yang lalu.
Dengan seabrek prestasinyalah, Sokhi akhirnya berani menjajal, untuk ikut seleksi SNMPTN Jalur undangan, program bidik misi beberapa bulan lalu.
Berkat doa dan perjuangannya, impian Sokhi untuk bersekolah di UI, akhirnya tercapai juga.
"Alhamdulillah mas, ini berkat doa orang tua dan saudara saya. Sekalipun ayah saya hanya pengayuh becak, ibu tukang cuci baju, dan saudara saya hanya lulus SD, tapi saya akan membuat mereka bangga," tegas dia sambil berpamitan kepada orang tuanya.
Sementara itu, Markasan dan Kasiati hanya dapat mendoakan putra bungsunya itu dari tempat tinggalnya.
"Semoga Sokhi berhasil dan sukses, dan bisa membuat kami bangga, amin," pungkas Kasiati, sambil menyeka air matanya yang terus keluar. (EMIL)
0 komentar:
Posting Komentar