Sabtu, 25 Agustus 2012

Juragan Garam Beromzet Ratusan Juta Tukang Becak Tak Lulus SD

Lika-liku ini juga dialami oleh Sanin, pria paruh baya yang sebelumnya berprofesi sebagai tukang becak ini sukses menjadi pengusaha garam yang beromzet Rp 400 juta per tahun.


Pengusaha asal Cirebon ini mengatakan saat menjadi tukang becak, ia melihat peluang usaha di daerahnya yang masih terbuka luas dan relatif mudah dijalankan karena daerahnya merupakan sentral penghasil garam. Sanin memberanikan diri untuk belajar membuat garam pada sebuah pabrik, akhirnya ia memulai untuk membuat garam sendiri.

"Dulunya saya tukang becak, kira-kira dua tahun di prapatan jalan Cirebon ada pabrik garam. Setelah itu kita menimba ilmu di situ, kemudian kita kerja kurang lebih selama dua bulan. setelah itu kita bikin di belakang rumah. Saya dan istri coba-coba melakukan itu, akhirnya dijual ke pasar lalu laku," ungkap Sanin beberapa waktu lalu di Jakarta kepada detikFinance.

Melalui ketekunannya, pelanggan garam olahan buatan Sanin pun bertambah banyak. Sehingga ia pun membangun pabrik garam sendiri dan mempekerjakan tetangganya sebagai karyawan.

"Lambat laun ternyata keuntungan kita tambah besar dan banyak peminatnya. Akhirnya kita menambah karyawan dari tetangga-tetangga kita lalu kita bisa membeli tanah untuk tempat produksi yang lebih luas lagi dan sekarang ada pabrik, yakni pabrik garam," tambahnya.

Sanin mengaku, dalam setahun ia bisa menghasilkan garam minimal mencapai 2.000 ton. Sanin mengaku kewalahan memenuhi permintaan garam olahan yang datang dari Cirebon dan luar kota.

"Pasaran kita di daerah Cirebon, Kuningan, dan Jawa Tengah. Justru kita nyari orang kerjanya agak susah. Kalau barang jualnya habis-habis terus, tak pernah berkurang. Karena pemasaran banyak sekali setelah beredar," sambungnya.

Usahanya yang ditekuni Sanin sejak 30 tahun silam bukannya tanpa tantangan. Ketika usahanya tumbuh dan membutuhkan tambahan modal, ia pernah ditolak saat mengajukan pinjaman ke sebuah bank karena dianggap usahanya tidak menjanjikan. Berkat kegigihannya, akhirnya Sanin pun bisa memperoleh pinjaman.

"Kita pernah mengajukan utang pinjaman ke bank, tapi waktu itu ditolak. Katanya setelah ditolak, bangunnya masih bilik. Setelah itu akhirnya kita ke bank lain. setelah diproses dan melihat prospek perkembangan usaha kita, akhirnya kita dapat dana dan akhirnya usaha kita berkembang sampai sekarang. Sekarang punya tanah, punya kantor, punya pabrik," sebutnya

Pria yang tidak tamat pendidikan sekolah dasar (SD) ini menjelaskan hasil usahanya bisa membuat ia naik haji beberapa kali dan menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang sarjana. Usaha yang ditekuni Sanin saat ini, juga telah merambah ke pabrik pembuatan pupuk.

"Anak saya pun kini sarjana semua. Sementara saya pendidikan kelas 4 SR (setara SD) dulu. Makanya kita punya anak tidak mau mengalami masa muda seperti kita, makanya kita sekolahkan semua itu. Kita haji pun sudah dua kali, malah akan datang tahun depan mau umroh dulu," tutup Sanin.

0 komentar: